Rabu, Desember 17, 2025

Buy now

spot_img

Gandeng Densus 88, Bakesbangpol Bekali Siswa SMPN 1 Magetan Tangkal Radikalisme dan Dampak Game Online

MAGETAN (BLOKJATIM.COM) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Magetan menggelar sosialisasi pemantapan mengenai bahaya radikalisme, intoleransi, serta dampak negatif game online bagi generasi muda. Kegiatan yang menggandeng Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Magetan, Rabu (17/12/2025).

Acara tersebut tidak hanya diisi dengan pemberian materi, tetapi juga diperkuat dengan aksi nyata berupa penandatanganan deklarasi bersama anti-radikalisme, kekerasan, dan kecanduan game online. Deklarasi ini melibatkan berbagai pihak mulai dari unsur pemerintah daerah, pihak sekolah, hingga para siswa.

Plt. Kepala Bakesbangpol Magetan, Suwoto menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah preventif untuk menjaga komitmen bersama dalam melindungi generasi penerus bangsa dari paparan ideologi berbahaya dan dampak buruk teknologi.

“Alhamdulillah, hari ini kita laksanakan sosialisasi pemantapan bagi adik-adik sebagai generasi muda. Tadi kita juga laksanakan penandatanganan deklarasi sebagai bentuk komitmen bersama antara pemerintah daerah, sekolah, dan siswa SMPN 1 Magetan,” ujarnya saat ditemui di lokasi acara.

Anak-anak di SMPN 1 Magetan ikuti sosialisasi yang dilakukan oleh Bakesbangpol Magetan.(Anton/Blokjatim.com)

Dalam paparannya, Suwito menekankan bahwa generasi Z saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih kompleks di era digital. Ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi, yakni otomatisasi tenaga kerja yang akan diganti oleh robot, perkembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, dan ancaman degradasi mental.

Ia menggarisbawahi bahwa meski teknologi berkembang pesat, ada aspek kemanusiaan yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh mesin atau media apa pun.

“Tenaga bisa digantikan robot, kecerdasan bisa dibantu AI, namun satu hal yang tidak bisa digantikan teknologi adalah mental, keberanian, dan karakter. Itu hanya bisa dibentuk melalui peran guru sebagai orang tua di sekolah, orang tua di rumah, serta lingkungan masyarakat,” tambahnya.

Melalui sosialisasi ini, Suwito berharap para siswa mampu meningkatkan pengendalian diri dan memiliki filter yang kuat terhadap pengaruh radikalisme serta ketergantungan pada game online yang dapat merusak produktivitas.

“Harapannya, adik-adik kita ini memiliki pemahaman dan wawasan yang luas sehingga mampu mengendalikan diri di tengah derasnya arus informasi saat ini,” pungkasnya.(ton/red)

Related Articles

- Advertisement -

Terbaru