MAGETAN (Blokjatim.com) – Menjelang buka giling 2024, Pabrik Gula Poerwodadie Magetan berkomitmen menggelar berbagai acara ritual adat yang sudah diwariskan nenek moyang.
Acara buka giling diawali dengan ritual penyembelihan hewan kerbau untuk sedekah, kemudian dilanjutkan dengan Methil Tebu Manten, atau proses memetik dan penyatuan dua jenis tebu yang berbeda antara Raden Bagus Rosan yang mewakili tebu putra dengan Diah Ayu Roro Manis yang mewakili tebu wanita.
Ritual ini dilakukan dengan proses kirab Tebu putra (Raden Bagus Rosan) dengan Tebu Putri (Diah Ayu Roro Manis) menuju tempat penggilingan, yang diikuti seluruh pejabat dan karyawan PG Poerwodadie Magetan, serta dimeriahkan dengan seni reog.
Setelah itu, PG Poerwodadie juga menggelar selamatan buka giling, dengan simbolis pemotongan tumpeng dengan berbagai hiburan menarik seperti tari -tarian tradisional yang dihadiri oleh Pj. Bupati Magetan yang diwakili oleh Asisten 2, jajaran manajemen pabrik, pekerja, petani tebu, serta berbagai tokoh masyarakat setempat.
“Selamatan buka giling bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga untuk nguri-nguri budaya yang sudah ada sejak dulu. Selain itu ini juga sebagai momentum untuk mempererat silaturahmi antara pihak pabrik dengan para petani dan masyarakat sekitar,” kata General Manager (GM) Pabrik Gula Poerwodadie, Ahmad Zainal Arifin.
Dengan adanya ritual adat yang rutin dilakukan oleh PG Poerwodadie ini, Ahmad berharap, proses giling 2024 sukses dan lancar sehingga bisa menghasilkan gula yang baik untuk masyarakat.
Selain itu, lanjut Ahmad, PG Poerwodadie juga akan terus berusaha untuk mengembangkan pertanian tebu masyarakat, sehingga nanti PG Poerwodadie bisa tetap giling dan berkontribusi untuk negara salah satunya adalah swasembada gula yang telah dicanangkan pemerintah.
“Kami berharap proses giling tahun ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan produksi gula yang optimal,” imbuhnya.
Sementara itu, ditempat yang sama mewakili Bupati Magetan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Magetan, Winarto memberikan apresiasi kepada PG Poerwodadie yang sudah berusaha terus melestarikan dan nguri-nguri ritual adat buka giling.
“Saya sangat mengapresiasi sekali kegiatan adat seperti ini masih bisa lestari, bayangkan saja ada berapa banyak perputaran ekonomi dengan adanya acara-acara ini,” tambahnya.
Selain memberikan apresiasi, Winarto juga berpesan kepada semua Pejabat PG Poerwodadie Magetan untuk tetap menjalin komunikasi yang baik dengan para petani tebu.
Karena menurutnya, bila komunikasi dengan para petani tebu baik, maka semua proses awal tebu yang digiling, kemudian diolah menjadi gula juga akan baik.
“Pesan saya senangkan hati para petani tebu, insya Allah dengan senangnya hati pera petani tebu, semua proses giling akan lancar ,” terangnya.
Sebagai informasi, selain berbagai ritual adat dan hiburan yang menarik itu, buka giling 2024 PG Poerwodadie juga dimeriahkan dengan tausiyah yang dipimpin oleh KH. Duri Azhari, Senin (20/5/2014) malam. Kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit oleh dalang Ki Putut Puji Agusseno dengan bintang tamu Gareng Tralala, Selasa (21/5/2024) malam. (ton/*)