MAGETAN (Blokjatim.com) – Meningkatkan jaringan irigasi secara partisipatif melalui peran serta petani, Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) kembali digelontorkan di Kabupaten Magetan.
Sesuai data, pada pertengahan tahun 2025 ini, ada sekitar 26 desa dan kelurahan di Kabupaten yang mendapatkan bantuan langsung dari Pemerintah pusat ini.
Program ini dikerjakan dengan prinsip padat karya tunai, yang bisa memberikan pekerjaan dan pendapatan tambahan kepada petani dan penduduk desa. Selain itu, juga mendukung kedaulatan pangan nasional dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi dan produktivitas pertanian.
Namun sayang, alih-alih membantu, proyek yang diberikan kepada Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) ini rupanya diduga masih menjadi alat mafia politik untuk mengeruk keuntungan.
Dengan alasan program ini diturunkan berkat jerih payah mereka, makelar berbaju politik ini diduga meminta bagian 10 sampai 15 % dari total anggaran P3-TGAI sebesar Rp 195 juta.
“Kalau seperti itu sudah biasa mas, kalau tidak seperti itu juga tidak diberi bantuan,” kata salah satu warga yang namanya tidak mau dimediakan.
Tak hanya dari makelar berbaju politik, proyek P3-TGAI ini juga diduga menjadi ajang bancaan sejumlah oknum media dan LSM dari luar Magetan yang datang secara berkelompok ke desa-desa atau kelurahan yang mendapat bantuan.
“Kalau yang ini pasti ada mas, setiap ada proyek P3-TGAI mereka pasti datang. Kadang ada yang pakai mobil berisi beberapa orang, intinya ya amplop,” ujarnya.
Yang menjadi pertanyaan, semisal benar ada sejumlah potongan anggaran dari makelar dan oknum-oknum tersebut, apakah pembangunan P3-TGAI masih berkualitas. Atau justru dikerjakan secara asal-asalan.
Disisi lain, tahun lalu Polres Magetan juga pernah memanggil sejumlah pengurus HIPPA di Magetan yang sudah mendapatkan bantuan P3-TGAI. Namun, sampai dengan saat ini juga belum jelas, apakah proyek-proyek P3-TGAI tersebut sesuai spek dan siapakah sebenarnya makelar anggaranya.(ton/red)

