MAGETAN (Blokjatim.com) – Lomba menghias tumpeng dan doa bersama tandai dimulainya Festival Bumi Mageti yang digelar Pemerintah Kelurahan Magetan, Jumat (26/9/2025) malam.
Lomba menghias tumpeng dengan berbagai pernak-pernik kretifitas ini diikuti oleh 26 RT se-Kelurahan Magetan.
Kepala Kelurahan Magetan, Sucipto, mengatakan bahwa ide penyelenggaraan Festival Bumi Mageti sebenarnya sudah muncul sejak lama berawal dari usulan warga masyarakat.
“Tokoh masyarakat itu sebetulnya usul sudah sejak lama, sudah 3 tahun yang lalu. Intinya menggali sejarah atau pendiri Kelurahan Magetan, yang muncul di sini adalah Mbah Somo Drono yang bisa dikatakan sebagai lurah pertama kali di Kelurahan Magetan,” ujarnya.
Dijelaskan Cipto, festival ini juga memiliki tujuan besar bagi masyarakat. Selain melestarikan sejarah, dengan adanY festival ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya di Kelurahan Magetan.
“Festival Bumi Mageti Kelurahan Magetan Tahun 2025 mempunyai maksud untuk meningkatkan rasa kebanggaan dan cinta tanah air, serta memahami nilai-nilai sejarah dan budaya terbentuknya Kelurahan Magetan bagi masyarakat Kabupaten Magetan, khususnya warga Kelurahan Magetan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sucipto menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
“Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan sejarah dan budaya yang ada di Kelurahan Magetan. Selain itu memberikan manfaat ekonomi dan pemberdayaan bagi UMKM sekitar. Dan yang pasti, acara ini akan dijadikan agenda rutin tahunan nanti,” jelasnya.
Sebagai informasi, Festival Bumi Mageti 2025 ini berlangsung selama dua hari. Acara diawali dengan malam pembukaan, sengan menghias tumpeng dan doa bersama. Kemudian acara akan dilanjutkan pada Sabtu (27/9/2025) dengan agenda utama kirab budaya Bumi Mageti. Puncak acara akan ditutup dengan pentas kreasi seni dari masyarakat Kelurahan Magetan pada malam harinya.
Festival Bumi Mageti 2025 diharapkan tidak hanya menjadi sarana melestarikan budaya luhur tapi juga menjadi ajang kebersamaan warga untuk menjaga nilai sejarah dan budaya agar tetap lestari sampai kapan pun.(ton/red)