KARANGANYAR (BLOKJATIM.COM) – Polres Karanganyar, Polda Jawa Tengah, masih mendalami penyebab pasti meninggalnya dua peserta ajang lari ekstrem, Siksorogo Lawu Ultra (SLU), yang diselenggarakan di kawasan lereng Gunung Lawu pada Minggu (7/12/2025).
Proses evakuasi kedua korban disebut menghadapi kendala signifikan akibat cuaca buruk dan kondisi medan ekstrem yang mempersulit pergerakan tim gabungan.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Karanganyar, Kompol Dudi Pramudia, menyatakan bahwa petugas belum bisa memastikan titik lokasi dan penyebab utama kematian kedua peserta lari lintas alam tersebut. Hingga saat ini, Tim Inafis dan unit Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) masih berada di jalur perlombaan untuk mengumpulkan data dan keterangan.
“Kami masih menunggu laporan resmi dari anggota yang melakukan olah TKP di atas. Apakah korban meninggal di lokasi atau dalam perjalanan, belum bisa kami pastikan. Proses penyelidikan masih berjalan,” ujar Kompol Dudi.
Korban pertama yang berhasil dievakuasi lebih dulu adalah Sigit Joko Purnomo, yang diketahui merupakan Kepala Biro Umum Kementerian Pariwisata. Setelah menjalani visum luar, jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga.
“Keluarga meminta hanya visum luar dan tidak dilakukan visum dalam. Jenazah sudah dibawa keluarga untuk pemakaman,” imbuh Kompol Dudi.
Sementara itu, korban kedua, Pujo Buntoro, seorang pegawai Kemenag Solo, masih dalam proses evakuasi dari jalur Cemoro Wayang. Proses ini berjalan lambat karena hujan deras yang mengguyur sejak siang hari, membuat jalur menjadi licin dan berbahaya. Selain itu, kepadatan pengunjung yang turun bersamaan juga menghambat akses tim evakuasi.
“Hujan cukup deras dan jalur padat oleh pengunjung sehingga tim harus bergerak perlahan. Medan terjal dan minim sinyal juga menyulitkan komunikasi dengan tim di atas,” kata Dudi.
Mengenai dugaan sementara, Kepala BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, sebelumnya mengonfirmasi kejadian ini.
“Benar, ada dua peserta kegiatan lari yang dinyatakan meninggal dunia. Saat ini masih dalam proses visum oleh tim medis,” kata Hendro.
Dugaan awal mengarah pada kemungkinan kedua peserta mengalami kelelahan atau kolaps setelah menempuh jalur dengan elevasi tinggi. Kompol Dudi menegaskan bahwa hasil visum yang lebih lengkap baru akan dapat diketahui setelah pemeriksaan lanjutan selesai dilakukan.
Sebelum acara berlangsung, Kompol Dudi menjelaskan bahwa pihak panitia telah mengundang kepolisian untuk memaparkan secara teknis rute Siksorogo Lawu Ultra yang memiliki lintasan beragam, mulai dari 7 km, 15 km, 80 km, hingga 120 km. Panitia juga dilaporkan telah menyiapkan sekitar 4.000 relawan.
“Kami sudah wanti-wanti soal safety. Medan Siksorogo itu memang ekstrem sehingga panitia menyiapkan banyak relawan,” jelas Dudi.
Tim gabungan yang terdiri dari SAR, relawan, dan kepolisian masih bertugas di jalur evakuasi. Polres Karanganyar berjanji akan memberikan informasi terbaru segera setelah proses di lapangan tuntas dan data penyelidikan terkumpul secara lengkap. Suasana duka tampak menyelimuti ruang jenazah RSUD Karanganyar, dengan kehadiran keluarga dan kerabat korban, termasuk Pensiunan mantan Kepala Disdagnaker Karanganyar, Martadi, yang merupakan keluarga dari Sigit Joko Purnomo.(ton/red)

