MAGETAN (Blokjatim.com) – Musim giling di Pabrik Gula (PG) Poerwodadie Kabupaten Magetan yang sudah mulai berjalan, rupanya mulai menimbulkan polemik warga sekitar.
Polemik ini muncul karena adanya dugaan pencemaran lingkungan yang dinilai menganggu warga sekitar pabrik. Salah satunya adalah warga Kelurahan Manisrejo, Kecamatan Karangrejo yang mengeluhkan berbagai masalah.
Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Manisrejo, Siswanto mengatakan, bahwa warganya mengeluhkan berbagai hal diataranya adalah debu truk parkir di lapangan SDN 1 Manisrejo, langes (abu) dari pabrik yang mengotori rumah-rumah warga dan juga air panas yang langsung dibuang ke sungai.
“Limbahnya itu, debu, langes dan air panas mas, jadi air panas yang dibuang itu tidak di dinginkan dulu tapi langsung dibuang ke sungai jadi merusak ekosistem. Lumut saja mati, apalagi ikan,” kata Siswanto, Minggu (14/9/2025).
Dijelaskan Siswanto, selaku ketua RT dirinya bersama warga sekitar sudah berulang kali menyampaikan keluhan kepada pihak pabrik, namun sampai dengan saat ini belum ada tindakan apapun.
Selain itu, dirinya juga menyoroti mengenai kompensasi yang diberikan pihak pabrik yang dinilai tebang pilih, sehingga menimbulkan keresahan warga.
“Kompensasi yang berikan itu hanya gula 1 kg setiap rumah setahun sekali pas giling, selain itu gak ada,” ujarnya.
Sebagai warga yang sangat terdampak karena berada di depan pabrik, dirinya juga mempertanyakan mengenai adanya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang belum pernah ada di Kelurahan Manisrejo.
“Dulu kita pernah meminta gedung sarasehan tapi gak bisa kerena tanahnya itu milik pribadi. Karena ini memang Kelurahan jadi harus pakai tanah aset dan izin ke Kabupaten,” imbuhnya.
Dengan adanya berbagai keluhan dari warganya yang hingga kini belum ada tindak lanjut dari PG Poerwodadie ini, Siswanto berencana akan meminta Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kabupaten Magetan untuk menyampaikan semua aspirasinya.
“Kalau RDP juga tidak membuahkan hasil, masyarakat nanti sedikit banyak akan demo, stop dulu. Kenapa, karena kita sudah terlalu banyak di janji-janjikan tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya,” terangnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, pihak pabrik juga masih belum memberikan tanggapan mengenai permasalahan ini.(ton/red)

