MAGETAN (Blokjatim.com) – Menduga ada kebocoran data mengenai laporannya, Tsabbit Qolby Ala Dinika dan Suhadi, sebagai pelapor dalam kasus dugaan pembagian sembako oleh Paslon 03, mendatangi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Magetan.
Kedatangan mereka berdua kali ini, untuk melakukan protes kepada Bawaslu dan klarifikasi terkait bocornya data saksi di Media sosial.
Mereka merasa kecewa, karena data yang seharusnya bersifat rahasia, namun malah dengan mudahnya menjadi tontonan di medsos sehingga membuat salah satu saksi dari Desa Nguri merasa terancam dan ketakutan.
Qolby memastikan, dirinya tidak pernah menyebarkan video tersebut kepada siapapun, sebab hal itu bersifat rahasia untuk melindungi saksi.
“Namun, beberapa hari setelah laporan kami ke Bawaslu, video tersebut justru beredar di media sosial. Ini membuat para saksi ketakutan dan khawatir akan keselamatan mereka,” kata Qolby kepada media ini.
Dengan adanya kejadian ini, Qolby dan Suhadi mencurigai bahwa kebocoran ini berasal dari pihak Bawaslu sendiri. Karena menurut mereka hanya Bawaslu yang memiliki akses terhadap rekaman kesaksian yang tersimpan di Google Drive.
Ditempat yang sama, Ketua Bawaslu Magetan, Muhammad Kilat Adi Nugroho, membantah kabar bocornya video data saksi dilakukan oleh Bawaslu.
Dirinya menjelaskan bahwa akses terhadap file tersebut hanya diberikan kepada satu staf di Bawaslu Kabupaten Magetan dan satu staf di tingkat provinsi.
“Kata ketua bawaslu, dirinya pun tidak bisa mengakses file tersebut, karena yang bisa mengakses hanya satu staf bawaslu yang ada di kabupaten dan provinsi,” ujarnya.
Karena merasa jawaban dari Bawaslu dirasa tidak memuaskan, oleh Qolby bersama Suhadi berencana berkonsultasi dengan kuasa hukum untuk membawa kasus ini ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan kepolisian.
“Kita konsultasikan dulu terkait kasus ini, jika tidak ada kejelasan, kami akan menempuh jalur hukum dan DKPP karena ini menyangkut keamanan saksi. Seharusnya, data privasi mereka tidak boleh bocor ke publik,” tegasnya.
Tak hanya, Qolby dengan adanya kebocoran data itu, Suhadi juga sangat menyayangkan insiden ini. Dampaknya dirinya banyak menerima keluhan dari para saksi yang merasa resah akibat tersebarnya video kesaksian mereka.
“Para saksi jadi tidak tenang, mereka selalu merasa takut setelah video tersebut beredar. Ini harus diusut tuntas,” tambahnya.
Dengan adanya dugaan kebocoran data saksi ini, laporan kasus pembagian sembako yang diduga dilakukan oleh Paslon ini semakin rumit.
Meskipun, laporan kasus dugaan pelanggaran ini, sudah ditindaklanjut Bawaslu dengan memanggil para pelapor, memanggil saksi dan hari ini pihak terlapor yakni Paslon 03.(*)